"Jangan Ajari Baca Tulis di TK/PAUD"
Oleh : Rohmad Suphianto
Pengarahan seperti itu semakin sering muncul dalam forum - forum guru TK/PAUD, yang disampaikan oleh para pejabat KEMENDIKBUD . Tentunya kebijakan ini sudah berdasarkan pemikiran yang matang
.......... selengkapnya.....
Logika Pendidikan ≠ Logika Industri
Oleh ; Rohmad Suphianto
Semua orang tahu bahwa di dunia industri berlaku jargon “lebih cepat lebih baik”. Sorenya masih berupa kapas, maka kalo bisa esok paginya sudah jadi gaun pengantin.
Semua orang juga tahu bahwa di dunia pendidikan berlaku jargon “proses lebih penting daripada hasil”.
Masalahnya, justru saat ini masih ada yang mengelola pendidikan dengan logika industri. Banyak buku atau methode belajar baca dengan janji “45 jam pintar membaca”, “Praktis, 60 menit mahir membaca”, “dijamin 3 bulan bisa membaca”, dsb. Kesemuaya mencerminkan logika industri.
Ahe tetap menghormati mereka yang ber “manhaj” seperti itu sebagai konsekuensi dari industrialisasi dunia pendidikan. Tapi tentunya Ahe juga punya hak untuk tetap konsisten dengan logika pendidikan.
Ahe adalah cara asyik belajar baca bukan cara cepat belajar baca. Tidak ada unit Ahe yang menjanjikan berapa lama muridnya bisa baca. Alhamdulillah, meskipun tidak menjanjikan kecepatan, tetapi orang tua punya persepsi bahwa di Ahe itu cepat. Karena yang ditekankan adalah proses yang asyik, tidak terasa menjadi cepat.
Ada murid yang lulus dalam 2 bulan, banyak yang 5 bulan, ada juga yang sampai 2 tahun baru bisa baca. Yang penting semuanya merasa asyik, sehingga terhindar dari trauma belajar baca.
Memang logika pendidikan beda dengan logika industri.
Semoga manfaat……
Ahe Hadir Sebagai Solusi
Oleh : Rohmad Suphianto
1. Ahe hadir untuk membantu murid – murid kelas 1 SD/MI yang belum bisa membaca supaya bisa membaca, sehinga tidak minder, tidak diejek temannya dan bisa mengikuti pelajaran dengan lancar. Saat ini hampir di semua SD/MI, terutama yang negri atau swasta tidak favorite, ada muridnya yang belum bisa baca.
2. Dengan hadirnya Ahe maka orang tua TK tidak perlu repot mempersiapkan kemampuan baca tulis anaknya yang akan masuk SD. Fakta bahwa buku pelajaran kelas 1 SD yang beredar saat ini disusun seakan-akan seluruh murid kelas 1 sudah bisa membaca.
3. Dengan hadirnya Ahe, guru TK/PAUD tidak lagi dibebani dengan pengajaran baca tulis. Sehingga bisa kembali focus ke tugas utamanya : membentuk karakter, membantu sosialisasi dan mengexplorasi kemampuan muridnya. Merubah anak yang penakut menjadi pemberani, pemalu menjadi percaya diri, membuat anak gemar berbagi, menghargai perbedaan, pandai mengantri, mandiri dalam makan dan berpakain dsb.
4. Dengan hadirnya Ahe, guru TK/PAUD punya usaha di rumah yang menghasilkan. Saat ini, banyak sekali guru TK/PAUD yang hanya digaji Rp. 200 rb/bulan , angka yang tidak sebanding dengan tugasnya yang sangat berat dan mulia. Tentu kita mengapresiasi positif pertumbuhan jumlah lembaga TK/PAUD saat ini, namun sayangnya tidak diringi dengan tindakan ‘bagaimana menyediakan dana” untuk kesejahteraan gurunya.
Solusi lebih diminati daripada komplain dan mengeluh……
Semoga bermanfaat……….
Rate it :